Sebelum adanya histogram, para fotograper berusaha sangat keras untuk dapat menghasilkan foto yang eksposurnya tepat. Meskipun histogram merupakan fitur yang sangat bermanfaat di kamera digital saat ini, sayangnya hanya sedikit sekali yang memahami cara kerjanya.
Dalam dunia fotograpi, memahami apa itu histogram dan bagaimana cara kerjanya adalah kunci untuk menjadi fotograper yang lebih baik. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana cara-cara memanfaatkan histogram untuk memaksimalkan hasil jepretan anda.
1. Meninjau foto yang diambil dengan histogram
Sebagian besar area foto yang diambil biasanya sangat sulit untuk dilihat bila foto yang dihasilkan sedikit terlalu terang atau sedikit terlalu gelap. Namun grafik histogram tidak akan berbohong, apa yang ditampilkan digrapiknya itulah adanya.
Setelah anda bisa membaca grapik ini, histogram akan sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah eksposure yang anda ambil telah tepat, jadi anda bisa memutuskan apakah ingin menambah kompensasi untuk menerangkan foto, ataukah mengurangi nya untuk menggelapkan foto.
Yang paling penting, histogram akan memberitahu anda seberapa bagus kontras yang dihasilkan. Hal ini dapat menghindarkan anda - atau paling tidak jadi lebih berhati-hati - tentang subjek yang memiliki tingkat kecerahan melebihi kemampuan sensor kamera anda untuk menangkapnya.
Histogram juga akan menjamin bahwa anda akan mendapatkan foto yang memiliki kualitas terbaik ketika anda menjepret subjek yang memiliki kontas yang rendah.
Histogram yang biasanya ditemukan di berbagai DSLR mewakili kecerahan dari setiap piksel yang ada di foto. Kecerahan ini diukur pada 256 langkah. Grafik ini biasanya juga bisa ditampilkan di layar saat anda mengaktifkan fitur Live View dikamera anda.
2. Dapatkan eksposur yang benar
Tone yang paling gelap bernilai nol, dan ditunjukan pada sisi kiri grafik. Sedangkan yang paling terang bernilai 255, dan ditunjukan pada sisi kanan grafik.
Sumbu X diisi oleh warna-warna yang dapat ditangkap, sedangkan sumbu Y adalah tingkat kecerahan setiap pixel nya.
Histogram sebenarnya tidak ada yang baku, tidak ada yang namanya "histogram yang ideal". Beberapa subjek akan menghasilkan gambar yang agak terang daripada yang lain. Yang pasti tidak ada dua histogram yang benar-benar sama.
Bentuk dari grafik pada histogram adalah kunci utama untuk anda agar dapat menghasilkan eksposure dan kontras yang tepat. Untuk mendapatkan range tonal yang terbaik, dan untuk menghindari masalah underexposur dibagian shadow atau overexposur dibagian highlight, grafik pada histogram harus memiliki bentuk seperti lonceng - atau gunung. Yang perlu anda perhatikan adalah grafik yang terlalu condong ke kanan atau ke kiri - biasanya ini menunjukkan hilangnya detail pada shadow dan highlight nya.
3. Gunakan histogram dikamera ketika anda memotret
Dalam dunia digital, overexposur biasanya susah bahkan mustahil untuk diperbaiki ketika dilakukan pengeditan, jadi biasanya lebih baik memiliki gambar yang histogramnya rada ke kiri daripada ke kanan. Karena lebih memungkinkan untuk menyelamatkan area yang underexposur menggunakan software pengolah gambar.
Membaca histogram harus hati-hati,. Lebih lagi histogram hanya tampil disebagian kecil area di layar DSLR, jadi akan lebih susah untuk mengamati apakah grafiknya berbentuk ekstrem atau tidak.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah histogram menampilkan grafik dari gambar JPG yang anda ambil. Bila anda motret menggunakan RAW, kamera akan mengambil lebih banyak detail tonal (biasanya 12 bit atau 14 bit, daripada JPG yang hanya 8 bit), jadi ada kemungkinan anda masih bisa menyelamatkan detail yang ada dibagian overexposure maupun under menggunakan software pengolah RAW.
Namun beberapa bagian pada gambar memang harus menampilkan grafik yang "clipped", karena memang seperti itulah adanya seperti warna putih bersih dan hitam gelap. Contohnya backdrop putih distudio, harus ditampilkan seolah overeksposur, bila tidak akan terlihat seperti kain kotor atau terlihat abu-abu.
Sementara anda seharusnya berhati-hati ketika mengatur eksposur agar terhindar dari highlight yang "terbakar", namun jangan berlebihan. Dalam dunia digital, selalu lebih baik untuk mendapatkan gambar yang benar-benar terekspos dengan baik, setidaknya secerah mungkin. Alasannya adalah karena sebagian tone gradasi yang ditangkap kamera ada pada 20% bagian tercerah pada gambar. Bila anda menurunkan eksposur saat anda memotret, meski sedikit, anda akan menghilangkan kualitas dari gambar tersebut. Konsekuensinya, bagian tergelap dari gambar akan berakhir dengan banyaknya noise dan hilangnya detail.
DSLR terbaru juga memberikan pilihan untuk menampilkan histogram warna, selain dari histogram kecerahan yang berwarna hitam-putih. Histogram RGB ini menunjukan tiga grafik yang berbeda, mewakili dari chanel merah, hijau, dan biru dari gambar.
Grafik RGB akan sangat berguna untuk situasi tertentu. Bila pada tiga grafik histogram tersebut terdapat perbedaan yang mencolok, menandakan ada masalah pada white balance (singkatnya ini menunjukan bahwa ada salah satu warna yang mendominasi dalam komposisi).
Untuk beberapa subjek, detail yang "clipped" dalam beberapa channel juga akan membantu anda untuk mendapatkan detail yang maksimal untuk subjek tertentu. Contohnya kelopak bunga yang berwarna merah terang. Namun, untuk sehari-hari, grafik histogram yang hitam-putih sudah cukup untuk terhindar dari exposur yang salah.
4. Menafsirkan bentuk histogram
Bagaimana anda bisa tahu bagaimana suatu gambar akan terlihat hanya dengan melihat bentuk dari histogramnya?
Yah, dengan sedikit latihan, dan mempelajari empat tipe histogram berikut akan menambah pengetahuan anda sebelum anda mulai lebih jauh.
No comments:
Post a Comment